Pilkades seharusnya bukan politik keluarga..
pemilihan kepala desa(pilkades) sleman yang akan diselenggarakan pada Desember mendatang cukup menarik untuk dicermati.
pencalonan yang terdiri dari 2 kandidat, membuat masyarakat sedikit kebingungan untuk mendukung para calon kepala desa.
banyak cara telah ditempuh para calon dan simpatisan dalam melakukan sosialisasi ke warga.
Bagi saya pemilihan kepala desa bukan untuk masa lalu. pilkades merupakan tentang masa depan, tentang generasi yang akan datang, tentang desa tercinta. Bibit-bibit unggul sebagai pemimpin bisa saja terlahir dari keluarga kecil, baik warga asli maupun pendatang.
Entah ini sebuah mimpi atau bukan,, jadi berandai-andai punya pemimpin yang mampu memberdayakan potensi desa dan masyarakatnya. Pemimpin desa yang memiliki karakter kuat, cerdas, kreatif, mampu mengukir prestasi sehingga berdampak pada kesejahteraan warga masyarakatnya, dan tentu pemimpin yang mampu menjadi Ringin Pengayom lan Sendang Pengangson bagi warganya.
Sebuah desa yang Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Kerto Raharjo mungkinkah hanya ada dalam sebuah kisah pewayangan???
Menang tak Jumawa, kalah lapang dada.Jaga Sleman tetap Istimewa, Salam damai untuk desaku,mari menuju sleman lebih baik.
menang ora umuk kalah ora ngamuk.
saya annih, hanya orang biasa dan hanya bisa melakukan hal-hal yang biasa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar